A. KABUPATEN
BLITAR
Kabupaten Blitar adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten ini
berada di Kanigoro setelah sebelumnya satu wilayah dengan Kota Blitar.Kabupaten
Blitar memiliki 22 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 220 desa dan 28 kelurahan
dengan luas wilayah 1.588,79 km².
Batas wilayah
Utara : Kabupaten
Kediri dan Kabupaten Malang
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Kabupaten
Tulungagung dan Kabupaten Kediri
Timur : Kabupaten
Malang
Nama
Blitar dipercaya berasal dari frase bali dadi latar (kembali jadi halaman).
Kata tersebut diteriakkan oleh Prabu Mahesa Sura saat meregang nyawa di sumur
yang dibuatnya sendiri sebagai mahar untuk Dewi Kilaswara.
Salah satu sumber sejarah yang paling penting adalah
prasasti karena merupakan dokumen tertulis yang asli dan terjamin kebenarannya.
Prasasti dapat diartikan sebagai tulisan dalam bentuk puisi yang berupa pujian.
Enam abad yang lalu, tepatnya pada bulan Waisak
tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Majapahit yang bernama Hayam Wuruk
beserta para pengiringnya menyempatkan diri singgah di Blitar untuk mengadakan
upacara pemujaan di Candi Penataran. Rombongan itu tidak hanya singgah di Candi
Penataran, tetapi juga ke tempat-tempat lain yang dianggap suci, yaitu Sawentar
(Lwangwentar) di Kanigoro, Jimbe, Lodoyo, Simping (Sumberjati) di Kademangan
dan Mleri (Weleri) di Srengat.
Hayam Wuruk tidak hanya sekali singgah di
Blitar.Pada tahun 1357 Masehi (1279 Saka) Hayam Wuruk berkunjung kembali ke
Blitar untuk meninjau daerah pantai selatan dan menginap selama beberapa hari
di Lodoyo. Hal itu mencerminkan betapa pentingnya daerah Blitar kala itu,
sehingga Hayam Wuruk pun tidak segan untuk melakukan dua kali kunjungan
istimewa dengan tujuan yang berbeda ke daerah ini.
Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit carut
marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti dan Sengkuni.Kondisi
itu memaksa Raja Jayanegara untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander dengan
pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada.Berkat siasat Gajah
Mada, Jayanegara berhasil kembali naik tahta dengan selamat. Adapun Kuti dan
Sengkuni berhasil diringkus dan kemudian dihukum mati.[8] Oleh karena sambutan
hangat dan perlindungan ketat yang diberikan penduduk Desa Bedander, maka
Jayanegara pun memberikan hadiah berupa prasasti kepada para penduduk desa
tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa pemberian prasasti ini merupakan peristiwa
penting karena menjadikan Blitar sebagai daerah swatantra di bawah naungan
Kerajaan Majapahit. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada hari Minggu
Pahing bulan Srawana tahun Saka 1246 atau 5 Agustus 1324 Masehi, sesuai dengan
tanggal yang tercantum pada prasasti. Tanggal itulah yang akhirnya diperingati
sebagai hari jadi Kabupaten Blitar setiap tahunnya.
B. PENANGKARAN RUSA SUMBERINGIN
(MALIRAN)
Penangkaran rusa sumberingin terletak di desa maliran
kecamatan ponggok kabupaten blitar.Wisata ini terletak diantara alas (hutan)
yang terletak di maliran, untuk mengunjunginya rute yang dilewati cukup mudah,
meski saat kita akan memasuki kawasan wisata tersebut jalan sedikit rusak namun
masih dalam kondisi wajar.
Sampai digerbang masuk, kami melihat kondisi penangkaran
yang menurut kami kurang indah, kurang terurus dan terkesan seperti kebun yang
ada gerbang dan loket masuk.Tiket masuk cukup murah, yaitu 2000 rupiah untuk
pengunjung dewasa, dan 1000 rupiah untuk anak anak.Masuk disana kami melihat
semak semak yang cukup banyak dan tidak lama kemudian kami menemui belasan rusa
sedang berteduh, mungkin mayoritas rusa sedang berteduh disemak karena kami
sampai di tempat wisata tersebut pukul 11.00 WIB.
Benar saja seperti hal yang dapat kami lihat ketika baru
masuk gerbang, fasilitas bermain anak tidak terurus dan banyak yang rusak,
kamar mandi juga kurang terawat, pagar pembatas rusa juga sudah tak enak
untuk dipandang.
Sebenarnya menurut kami wisata Sumberingin tersebut
memiliki potensi yang bagus jika di kelola dan ditingkatkan secara maksimal,
kita dapat menemukan pepohonan yang rindang, situasi yang tenang, melihat
banyak rusa secara langsung dsb. Namun hal tersebut menurut kami belum cukup
untuk memberikan rasa antusias warga lokal dan warga luar kabupaten blitar. Perlu diadakanya peningkatan serta penambahan fasilitas bila benar benar ingin
meningkatkan potensi serta kunjungan dari wisata tersebut. Ketika kami
berkunjung disana, kondisi cukup sepi pengunjung sangat sedikit dan bahkan
dapat dihitung dengan jari.
Sebelum kami pulang, kami berfoto dan memfoto rusa yang
ada disana, setelah itu kami mewawancarai salah 1 petugas yang ada disana,
yaitu pak agus.Nama lengkap beliau yaitu Agus Susanto, beliauberusia 30thn dan
telah menjabat sebagai petugas di penangkaran tersebut selama 3tahun.Beliau
dibantu oleh pak ribut dan pak jemani yang bertugas memberi makan rusa.
Penangkaran ini telah didirikan sejak tahun 1999, data rusa sampai dengan bulan
juni 2015 di penangkaran ini yaitu jantan 26 ekor, betina 28 ekor, anak 16
ekor, total 69 ekor rusa yang ada di penangkaran tersebut.
Dalam sehari, rusa-rusa di penangkaran tersebut
membutuhkan 3 gerobak makanan hijau dan makanan tambahan seperti kangkung
kering dan kulit kedelai bagian dalam.Dana dalam sebulan untuk membeli rumput
sekitar 2 juta, sedangkan untuk makanan tambahan sekitar 2-3 juta.Dana yang
diberikan merupakan dana dari perhutani.
Pengunjung rata rata dalam sebulan hanya 10 – 15 orang,
tentunya jumlah tersebut sangat sedikit sekali mengingat operasional yang
lumayan banyak, namun fasilitas yang ada di penangkaran tersebut memang kurang
menarik, sehingga masyarakat menjadi kurang tertarik mengunjungi wisata
tersebut.Harapan dari pak agus sebagai petugas yaitu pembenahan tempat secara
menyeluruh, agar masyarakat kembali meminati wisata tersebut.Pak agus juga
menjelaskan mengapa banyak sekali semak belukar dalam penangkaran tersebut,
dulu ada pohon mahoni yang tumbuh di area penangkaran, lalu daun daun yang
gugur dimakan oleh rusa dan menyebabkan banyak rusa mati.Maka dari itu pohon
mahoni ditebang, dan tak lama kemudian tumbuhlah semak, ternyata semak tersebut
berfungsi untuk tempat persembunyian rusa dan sangat membantu rusa beradaptasi.Semak
tersebut juga berpengaruh dalam meningkatkan jumlah populasi rusa di
penangkaran tersebut, pak agus mengatakan bahwa setelah adanya semak, tingkat
kelahiran anak rusa naik 40%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar